Produsen Yakin di Era Jokowi, Mobil LCGC Dapat Restu

Bogor - Joko Widodo saat masih menjadi gubernur DKI Jakarta mengkritik kehadiran mobil Low Cost and Green Car. Jokowi saat itu merasa gara-gara LCGC, program mengatasi kemacetan akan terhalangi. Namun pabrikan optimistis, meski sempat mengkritik LCGC, Jokowi tetap akan membiarkan mobil ini 'hidup'.

"Minggu lalu saya membaca Pak Wapres menyatakan kebijakan LCGC sudah dipikirkan dalam-dalam. Dan karena kelas menengah yang naik, demam mobil pun tidak bisa dihindari," kata Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor, Amelia Djandra, saat Workshop PT Astra International (AI), di Bogor Jawa Barat.


Amelia menambahkan, kebijakan LCGC diambil pemerintah yang lalu agar mobil yang diproduksi di Indonesia bisa tumbuh kembang dan menjadi raja di negeri sendiri.


"Kalau tidak demam (mobil LCGC) ini akan dipenuhi oleh negara lain seperti Thailad, India atau China. Sehingga pemerintah yang baru memberikan keringanan pajak bukan untuk produksi, tapi untuk konsumennya bisa membeli mobil dan ramah lingkungan," tambahnya.


Inilah yang menjadi alasan, lanjut Amelia. Mengapa mobil LCGC di Indonesia harus memiliki lokal konten yang besar.


"Karena itu begitu di louncing (diperkenalkannya LCGC) harus memiliki 86 persen lokal konten dan akan terus mempertahankan kalau perlu diperbanyak lagi (lokal kontennya). Dan kami industri otomotif mencoba memberikan yang terbaik untuk konsumen," tutup Amelia.


Wapres Jusuf Kalla pekan kemarin memang sempat berkomentar tentang kritikan orang nomor satu di Indonesia itu.


"Waktu itu Pak Jokowi bicara sebagai gubernur, pandangannya terbatas Jakarta. Sekarang kan memandang seluruh Indonesia secara luas, tentu tidak harus sama lagi pandangan itu," jelas JK di kantornya, Jakarta, Rabu (12/11/2014).


JK mengatakan, aturan yang dibuat pemerintah sebisa mungkin sifatnya berkelanjutan, sehingga ada kepastian bagi pelaku industri. Tidak boleh setiap aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah lama, dipangkas atau dihapus oleh pemerintah baru.


Soal LCGC, JK berpendapat, program ini memiliki filosofi agar masyarakat kalangan menengah bisa membeli mobil. Kedua, lanjutnya, ini untuk mengantisipasi masyarakat ekonomi ASEAN yang berlaku 2015.


"Karena kalau kita tidak memproduksi di sini, maka orang beli dari Thailand dengan pajak 0%, itu masalahnya. Lebih baik kita merebut pasar daripada kita dimasuki pasar, karena kelas itu (LCGC), kelas yang mulai diproduksi di Thailand," jelas JK.


Alasan lainnya adalah, untuk menciptakan energi bersih, karena mobil ini dianggap hemat bahan bakar.







http://ift.tt/eA8V8J

Tinggalkan Komentar: