Berdasarkan Running Dyno Test, Lebih Bagus Premium atau Pertamax?

Jakarta - Daya yang dihasilkan oleh kendaraan juga bisa dipengaruhi oleh kualitas bahan bakar. Dengan menggunakan bahan bakar jenis pertamax RON92 banyak yang mengatakan daya yang dihasilkan cukup maksimal ketimbang menggunakan premium RON88.

Untuk membuktikan hal itu, detikOto melakukan pengujiannya. Kali ini pengujian dilakukan dengan cara Running Dyno Test. Dynometer atau dyno itu sendiri merupakan alat ukur untuk mengetahui kekuatan yang dihasilkan oleh mesin kendaraan baik sepeda motor atau mobil.


Hasil yang dikeluarkan adalah berupa torsi per RPM dan bisa dikembangkan menjadi output power per RPM serta dapat diketahui kecepatan maksumum dan lain sebagainya.


Untuk melakukan pengujian ini, detikOto menggunakan mobil Toyota Yaris bertrasnmisi otomatis membawanya ke bengkel Rev Engineering yang berada di Kedoya, Jakarta Barat. Pengujian pertama dilakukan dengan menggunakan bahan bakar jenis pertamax RON92.


Setelah dilakukan running dyno test, Toyota Yaris dengan bahan bakar pertamax untuk power (BHP) hasilnya adalah di RPM 2.500 menghasilkan tenaga 37,8 BHP, di RPM 3.000 menghasilkan 50,5 BHP, di RPM 3.500 menghasilkan 61,4 BHP, di RPM 4.000 menghasilkan 72,9 BHP, di RPM 4.500 menghasilkan 86,3 BHP, di RPM 5.000 menghasilkan 92,0 BHP, di RPM 5.500 menghasilkan 101,4 BHP, di RPM 6.000 menghasilkan 106,1 BHP dan di RPM 6.500 menghasilkan 94,9 BHP.


Lalu untuk hasil torsi dengan menggunakan bahan bakar pertamax di Toyota Yaris adalah, pada RPM 2.500 menghasilkan torsi 107,7 Nm, di RPM 3.000 menghasilkan torsi 119,9 Nm, di RPM 3.500 menghasilkan torsi 125,0 Nm, di RPM 4.000 menghasilkan 129,8 Nm, di RPM 4.500 menghasilkan torsi 136,6 Nm, di RPM 5.000 menghasilkan torsi 131,1 Nm, di RPM 5.500 menghasilkan torsi 131,3 Nm, di RPM 6.000 menghasilkan torsi 126,0 Nm dan di RPM 6.500 menghasilkan torsi 103,8 Nm.


Setelah melakukan pengujian dan mendapatkan hasil dari Pertamax, detikOto kembali melakukan pengujian menggunakan bahan bakar Premium (RON88).


Dengan menggunakan BBM RON88, hasilnya pada RPM 2.500 menghasilkan tenaga 38,3 BHP, di RPM 3.000 menghasilkan tenaga 50,1 BHP, di RPM 3.500 menghasilkan tenaga 61,0 BHP, di RPM 4.000 menghasilkan tenaga 72,1 BHP, di RPM 4.500 menghasilkan tenaga 84,2 BHP, di RPM 5.000 menghasilkan tenaga 90,2 BHP, di RPM 5.500 menghasilkan tenaga 98,4 BHP, di RPM 6.000 menghasilkan tenaga 102,5 BHP dan di RPM 6.500 menghasilkan tenaga 101,9 BHP


Sedangkan untuk hasil torsi adalah, di RPM 2.500 menghasilkan 109,1 Nm, di RPM 3.000 menghasilkan torsi 119,0 Nm, di RPM 3.500 menghasilkan torsi 124,1 Nm, di RPM 4.000 menghasilkan torsi 128,4 Nm, di RPM 4.500 menghasilkan torsi 133,3 Nm, di RPM 5.000 menghasilkan torsi 128,5 Nm, di RPM 5.500 menghasilkan torsi 127,4 Nm dan di RPM 6.000 menghasilkan torsi 121,7 Nm dan di RPM 6.500 menghasilkan torsi 111,7 Nm.


Pemilik Rev Engineering Theodorus Suryajaya menjelaskan, pengujian ini dilakukan pada suhu ruangan 32 derajat. Perbandingannya dengan menggunakan BBM RON88 dan RON92 memang tidak terlalu jauh, tapi ketika mencapai RPM 4.000 mulai terjadi gejala ngelitik pada mesin.


"Itu merupakan hal umum ketika mobil menggunakan RON yang lebih rendah maka otomatis akan terjadi ngelitik. Oleh karena itu power yang dihasilkan juga akan menurun atau tidak sebaik dengan menggunakan RON 92," tutur pria yang akrab disapa Teddy.


Lanjutnya, ketika mesin berada di RPM 2.000 penurunan torsi atau tenaga tidak terlalu signifikan. Tenaganya baru ngedrop atau menurun antara menggunakan RON88 dan RON92 terjadi setelah RPM 4.000 dan juga terjadi gejala ngelitik.


Nah, berdasarkan dari hasil running dyno test yang dilakukan detikOto di bengkel REV Engineering sudah jelas mengunakan BBM RON88 tenaganya kurang baik dibanding dengan menggunakan BBM RON92.


Tak hanya itu, pada RPM 4.000 dengan menggunakan BBM RON88 mesin mobil mulai ngelitik. Tapi ketika menggunakan BBM RON92 tidak ada gejala ngelitik sama sekali.







http://ift.tt/eA8V8J

Tinggalkan Komentar: